Mengulik Sungai Terpanjang di Kabupaten Trenggalek
![]() |
| Dam Bagong Trenggalek |
Trenggalek memang dikenal dengan keindahan alamnya, dan salah satu fitur geografis yang menarik perhatian adalah sungainya.
Yups, sungai terbesar dan terpenting di wilayah ini adalah Sungai Ngasinan, yang tidak hanya menjadi yang terpanjang, tetapi juga memiliki kisah sejarah dan topografi yang menarik.
Berikut fakta-faktanya
Panjang dan Lebar Sungai Ngasinan
Sungai Ngasinan memiliki panjang 41,5 km dengan lebar permukaan mencapai 32 meter dan lebar dasar 20 meter.
Kedalamannya mencapai 6,8 meter, menyandang sebagai sungai terpanjang dan terdalam di Trenggalek.
Mengalir dari perbukitan di Kecamatan Tugu, sungai ini terus melintasi
berbagai wilayah hingga akhirnya bermuara di pantai wilayah Tulungagung.
Aliran dan Sumber Air Sungai Ngasinan
Sungai Ngasinan merupakan sungai yang sangat penting di Trenggalek, karena
selain memiliki panjang yang signifikan, ia juga menyerap air dari beberapa
sungai kecil yang mengalir di sekitar perbukitan. Tiga aliran utama yang
menyumbangkan air ke Sungai Ngasinan berasal dari:
- Sungai dari Kecamatan Tugu, termasuk aliran Sungai Nglinggis yang berasal dari perbukitan Desa Tumpuk.
- Sungai dari Kecamatan Suruh, yaitu Kali Jati.
- Sungai dari Kecamatan Karangan, termasuk Kali Nglongah.
Tidak hanya itu, Sungai Ngasinan juga menerima aliran dari Sungai Bagong, yang berhulu di Gunung Wilis, serta Sungai Munjungan yang bermuara dari utara di Kecamatan Kampak dan Gandusari.
Perpaduan aliran-aliran sungai ini menjadikan Ngasinan semakin besar dan kaya
akan potensi sumber daya alam.
Sejarah dan Toponimi Ngasinan
Nama Ngasinan sendiri menyimpan misteri sejarah yang dalam.
Diduga kuat, nama ini terhubung dengan kerajaan kuno yang pernah berada di sekitar wilayah Kelutan, Trenggalek.
Nama kerajaan ini adalah Kerajaan Hasin atau Macin, yang tercatat dalam prasasti dan kitab kuno seperti Tantu Panggelaran.
Pada masa pemerintahan Raja Airlangga, kerajaan Hasin menjadi bagian dari
wilayah yang harus ditaklukkan dalam upaya memperluas kekuasaan.
Menurut
beberapa ahli sejarah, Ngasinan sendiri mungkin merujuk pada sebuah kawasan
yang pernah menjadi bagian dari Kawedanan pada masa kolonial Belanda.
Pada peta tahun 1855, Ngasinan memang tercatat sebagai distrik besar di
Trenggalek, yang membuktikan pentingnya sungai ini dalam sejarah wilayah
ini.
Krisis Banjir dan Pentingnya Pengelolaan Sungai
Namun, meski memiliki potensi besar, Sungai Ngasinan juga membawa tantangan bagi warga Trenggalek, terutama ketika musim penghujan tiba.
Sungai ini sering meluap dan menyebabkan banjir, yang dapat merusak lingkungan sekitar, seperti di kelurahan Tamanan dan Sumbergedong.
Baca: Keren! Dari 514 Kabupaten, Hanya Trenggalek yang Berani Membawa Misi Net Zero Karbon
Sungai Ngasinan pernah mengalami banjir pada 18 Oktober 2022. Banjir ini terjadi karena tingginya curah hujan sehingga sungai tidak mampu menampung aliran permukaan yang besar dari anak sungainya. Banjir ini merendam 2.457 unit rumah, satu fasilitas kesehatan, dan dua fasilitas pendidikan.
Tetapi kabar baiknya, ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi banjir ini yakni dengan membangun dua bendungan: Bendungan Tugu dan Bendungan Bagong. Semoga rencananya berhasil.
Nah, karena sudah tahu tentang sungai ini, maka penting bagi kita untuk
menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan pengelolaan
sungai yang berkelanjutan.
Dengan panjangnya yang mencapai 41,5 km,
Sungai Ngasinan adalah bagian dari warisan budaya dan sejarah Trenggalek yang
tidak boleh dipandang sebelah mata saja.
Reference:
