Notifikasi
General

Bupati Trenggalek Luncurkan Satgas DAYA, Gerakan Swadaya Tambal Infrastruktur dari Masyarakat

Bupati Trenggalek Luncurkan Satgas DAYA, Gerakan Swadaya Tambal Infrastruktur dari Masyarakat

Trenggalek, TGXNews – Pemerintah Kabupaten Trenggalek meluncurkan Satgas DAYA (Satuan Tugas Swadaya Penambalan Jalan, Sungai dan Jaringan) sebagai upaya memperkuat partisipasi masyarakat dalam perbaikan infrastruktur secara swadaya. Program ini resmi dimulai dari Kecamatan Watulimo pada Jumat (4/7/2025), wilayah yang menjadi inspirasi gerakan karena keberadaan komunitas lokal G6MAN yang telah aktif menambal jalan sejak 2020.

Satgas ini akan bergerak menangani kerusakan infrastruktur ringan seperti jalan berlubang, aliran sungai, dan jaringan irigasi dengan anggaran yang bersumber dari donasi masyarakat. Pemerintah Kabupaten Trenggalek menggandeng BAZNAS sebagai mitra pengelola dana, yang hingga saat ini telah mengumpulkan donasi sebesar Rp 1,4 miliar lebih.

"Trenggalek memiliki pasukan sukarela karena kekuatannya adalah gotong royong. Namanya Satgas DAYA," kata Bupati Mochamad Nur Arifin saat peluncuran di Watulimo. "Inspirasinya dari teman-teman G6MAN. Saya tahu di tempat lain juga ada yang melakukan hal serupa. Artinya, masyarakat menjadi aktor perubahan, tidak hanya menunggu."

Gerakan ini muncul di tengah keterbatasan anggaran daerah yang membuat perbaikan infrastruktur tidak bisa dilakukan secepat kebutuhan lapangan. Mas Ipin—sapaan akrab Bupati Trenggalek—menyebut inisiatif masyarakat seperti ini sebagai bentuk nyata kepekaan sosial dan tanggung jawab bersama terhadap ruang hidup.

"Kalau kita menunggu karena nggak punya uang, mau sampai kapanpun nggak selesai. Tapi hari ini kita tunjukkan bahwa dengan donasi, dengan kebersamaan, kita bisa mulai dulu. Ini menjadi bagian dari jariah kita," ujarnya. Ia juga menekankan bahwa kegiatan Satgas DAYA bersifat non-APBD, namun ke depan bisa diperluas dan mendapatkan dukungan dana darurat dari anggaran pemerintah daerah.

Komunitas G6MAN yang menjadi cikal bakal program ini merupakan gabungan relawan dari berbagai latar belakang di Kecamatan Watulimo. Hardi, penasehat komunitas sekaligus Sekcam Watulimo, menjelaskan bahwa G6MAN adalah singkatan dari Gerakan Nembel Jalan, yang dibaca “geneman”.

“Gerakan ini diinisiasi oleh teman-teman dengan niat membantu dan berkolaborasi dengan pemerintah. Fokus kami pada penambalan infrastruktur jalan,” ujar Hardi. Ia berharap kolaborasi antara komunitas, masyarakat, dan pemerintah dapat mempercepat penanganan infrastruktur yang memerlukan respon cepat.

Pada hari peluncuran, Satgas DAYA bersama masyarakat, Pemerintah Kecamatan, dan komunitas lokal melaksanakan aksi nyata di Desa Gemaharjo, Kecamatan Watulimo. Penambalan jalan dilakukan secara gotong royong dengan semangat sukarela—tanpa mengharapkan imbalan.

Langkah ini menjadi bukti bahwa keterlibatan publik dalam pembangunan tidak harus selalu menunggu birokrasi panjang. Dengan semangat kolektif dan kontribusi nyata, Trenggalek menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari bawah.