Notifikasi
General

Muhasabah Diri Lewat Memancing

TGX - Islam sebagaimana agama penyempurna nikmat-nikmat yang diberikan kepada manusia, memberikan kemudahan dalam menjalani kehidupan. Setiap muslim selalu diajarkan kepada makna-makna yang ada dalam setiap pengalaman, sebagai suatu pelajaran dan petunjuk yang penting akan kehidupan. Islam mengajarkan untuk selalu menghargai waktu, mengisi waktu luang dengan hal- hal yang baik. Salah satunya mengisi waktu luang itu ada dengan memancing.

Memancing merupakan aktivitas rekreasi atau hiburan, hobi, tetapi daerah pesisir pantai memancing merupakan bagian kebutuhan hidup bagi para nelayan. Meski memancing dipilih sebagai hobi, namun juga dipilih sebagai ajang mencari ide dan bertukar pikiran dengan pemancing lainnya. 

Baru-baru ini Memancing bukan untuk perorangan tapi untuk banyak orang. Komunitas nelayan yang membantu para nelayan menyalurkan hobinya. Komunitas pemancing merupakan wadah berbagi informasi dan pengalaman selama melaut.Seringkali, masyarakat mengatur dan membuat festival lomba memancing (Putra Ade: 2015).Meski sebagian menganggap kegiatan ini sebagai pemborosan dan buang- buang waktu. 

Tetapi bila dilihat aktivitas memancing juga sebagian bentuk pengalaman yang bisa dijadikan sebuah pelajaran, ataupun latihan untuk diri kita sendiri. Berhubung juga negara kita juga dijuluki dengan "Negara Maritim", karena luasnya lautan dan pesisir pantai yang kita miliki, tentu juga memiliki sumber daya alam yang melimpah. Seharusnya juga kita melestarikan serta menikmati apa yang ada diberikan oleh negeri ini. Selain sebagai aktivitas mata pencaharian memancing juga memiliki dimensi tersendiri untuk manusia selalu merenungi setiap kejadian-kejadian dihidupnya. 

Tetapi kembali lagi pada niat dalam melakukan suatu aktivitas memiliki peran yang sangat penting terhadap kualitas suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Dengan memancing kita melempar umpan sambil menunggu ikan, kita bisa memanfaatkan waktu itu dengan berinteraksi memahami keindahan alam sekitar, sebagai suatu bentuk perenungan akan ciptaan Allah SWT. 

 "Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur," ( QS An-Nahl: 16:14). 

Selain sebagai hobi, memancing juga menjadi salah satu cara untuk mengatasi stres karena memancing dapat menciptakan suasana damai. Selain itu memancing bisa membuat kita lebih santai agar bisa melupakan masalah hidup untuk sementara waktu. Memancing selain berinteraksi dengan alam juga kaitanya berinteraksi dengan diri sendiri. 

Dalam kitabnya Khairunnas Rajab menulis bahwa muhasabah diri adalah suatu usaha untuk memperhitungkan diri sendiri, yaitu seorang muslim mengenali dirinya sendiri, usaha apa yang telah dilakukannya. 

Untuk menciptakan suatu ketenangan dalam dirinya. Karena memiliki waktu luang untuk mensyukuri setiap perjuangan, dan ruang pemaafan bagi diri sendiri. Selain itu juga beberapa ide atau motivasi, gagasan bisa lahir karena kita menghayati segala sesuatu yang ada (Mardziah Ainul: 2018).

Memancing sering kali mencerminkan kearifan lokal dengan memperhatikan pola musim, perilaku ikan setempat, dan teknik tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun, dan cerita yang dibungkus unsur- unsur supranatural. Memancing memiliki budaya dan kearifan lokal, terlihat dari mengacu pada kepercayaan yang konon mengandung unsur kepercayaan terhadap ilmu supranatural dan sistem keagamaan yang berkembang di daerah setempat (Habibi Muhammad: 2017).

Beberapa legenda mengatakan ada sosok ikan besar yang jika dipancing akan menuai malapetaka, juga ada cara memilih batang bambu mana kail akan menentukan keberuntungan memancing, kemudian di banyak komunitas nelayan tradisional, seperti di Indonesia, terdapat kearifan lokal dalam memancing. Contohnya adalah penggunaan jaring tangkap yang disesuaikan dengan jenis ikan dan kondisi perairan tertentu. 

Para nelayan sering mengamati perilaku ikan dan cuaca secara cermat sebelum memutuskan waktu dan lokasi yang tepat untuk memancing. Selain itu, penggunaan umpan alami yang berasal dari lingkungan sekitar juga mencerminkan kearifan lokal. 

Nelayan lokal dapat mengetahui jenis umpan yang paling efektif untuk menarik ikan tertentu berdasarkan pengetahuan turun-temurun. Teknik-teknik tertentu, seperti pancing tangan atau menggunakan perahu tradisional, juga menjadi bagian dari kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi. Semua aspek ini tidak hanya berkontribusi pada kesuksesan memancing, tetapi juga memperkuat hubungan komunitas dengan lingkungan alam mereka. 

Tentu saja hal ini juga menjadi kepercayaan para nelayan dan pemancing yang banyak diantara mereka yang mewariskan tradisi tersebut secara turun temurun dari nenek moyang mereka (Habibi Muhammad: 2017).Kearifan lokal merupakan wujud perilaku suatu komunitas atau masyarakat tertentu agar dapat hidup berdampingan dengan alam/lingkungan tanpa merugikannya. 

Prawiradilaga menjelaskan bahwa kearifan lokal merupakan kegiatan yang lebih tinggi pada masyarakat tertentu, keunggulan tersebut tidak selalu bersifat konkret dan material, sering kali mengandung unsur keyakinan atau agama, adat istiadat dan budaya atau nilai-nilai bermanfaat lainnya, seperti misalnya, kesehatan, pertanian, irigasi, dll. 

Kearifan lokal ini atau cerita-cerita yang beredar adalah bentuk manusia selalu menjaga keseimbangan alam, melalui cerita- cerita yang dihayati pemancing untuk memancing sesuai kadarnya (Amiruddin: 2016). (*/lia) 

Penulis: Krisna Wahyu Yanua
Editor: Meilia WulandariDaftar 

Rujukan:

  • Ade, Renaldi Putra. 2015. "Aktivitas Memancing sebagai Ide Penciptaan". Skripsi. institut seni Indonesia Yogyakarta. hlm. 4- 6.
  • Zulkifli, A. M. B. (2018). Konsep Muhasabah Diri Menurut Imam Al-Ghazali (Studi Deskriptif Analisis Kitab Ihya’Ulumiddin) (Doctoral Dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).
  • Habibi, Muhammad. 2018. "Memancing: Budaya Dan Nilai Kehidupan", Jurnal FIsiPublik: Ilmu Sosial dan Politik, Vol. 2 No. 2, hlm 8.
  • Sufia, R., Sumarmi, S., & Amirudin, A. (2016). Kearifan lokal dalam melestarikan lingkungan hidup (studi kasus masyarakat adat Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi). Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(4), 726-731.

Insight
Muhasabah Diri Lewat Memancing