Sekolah Rakyat (SR) di Trenggalek tahun ajaran ini menerapkan sistem boarding school atau sekolah berasrama dengan fasilitas asrama dan pendidikan gratis. Plt Kepala Dinas Sosial P3A Trenggalek, Christina Ambarwati, menyebut sistem tersebut menggunakan metode multi entry dan multi exit, sehingga penempatan siswa akan menyesuaikan hasil asesmen.
“Jadi Sekolah Rakyat ini konsepnya adalah boarding school. Setiap anak akan melalui asesmen awal, dan bisa naik kelas tidak sesuai tahun ajaran biasa,” jelas Christina, Senin (28/7/2025).
Sekolah Rakyat Trenggalek Kuota Terbatas
Untuk tahap awal, kuota tingkat SD hanya 50 siswa dengan cadangan lima orang, sedangkan SMP menerima 25 siswa dengan tiga cadangan. “Peminat SMP saat ini hampir 40 orang. Yang belum diterima kami masukkan ke daftar tunggu dan bisa mendaftar lagi tahun depan,” jelasnya.
Christina menegaskan program ini merupakan bagian dari Instruksi Presiden (Inpres) atau Program Strategis Nasional. “Semua lembaga pendidikan seperti sekolah umum, madrasah, pondok pesantren, maupun panti asuhan harus mendukung program ini. Tujuannya bukan pada pagu sekolah atau bantuan, tetapi menyelesaikan persoalan pendidikan bagi masyarakat miskin,” tegasnya.
SMA Belum Dibuka untuk Sekolah Rakyat Trenggalek
Jenjang SMA belum dibuka tahun ini karena keterbatasan sarana. “Balai Latihan Kerja (BLK) yang rencananya dipakai belum memenuhi syarat, masih butuh lima ruang kelas dan laboratorium,” ujarnya.
Meski begitu, pemerintah menargetkan pada tahun depan SR Trenggalek bisa menampung hingga 1.000 siswa di semua jenjang: SD kelas 1–6, SMP kelas 1–3, dan SMA kelas 1–3. “Masing-masing SD dan SMP akan memiliki tiga rombongan belajar, sedangkan SMA empat rombel,” pungkas Christina.