Desa Karang Anom Trenggalek Masuk 3 Besar Lomba Gotong Royong Jatim 2025, bersaing Juara 1 dengan Bojonegoro dan Madiun

Trenggalek – Desa Karang Anom, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, berhasil masuk dalam tiga besar nominasi Lomba Gotong Royong Tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2025. Desa ini bersaing dengan dua desa lain dari Kabupaten Madiun dan Bojonegoro, yang saat ini tengah menjalani tahapan penilaian lapang sebelum diumumkan juara 1, 2, dan 3.

Kehadiran tim penilai provinsi ke Karang Anom disambut hangat oleh pemerintah kabupaten. Sekretaris Daerah Trenggalek, Edy Soepriyanto, menekankan bahwa substansi dari kegiatan ini bukan soal predikat juara, melainkan kelanjutan dan penerapan nyata nilai-nilai gotong royong di masyarakat.

“Bukan juaranya, tapi tindak lanjut dan penerapan gotong royong itu seperti apa,” ujarnya saat ditemui, Selasa (6/5/2025).

Ia menambahkan, semangat kolektif warga Karang Anom dalam menjaga keamanan lingkungan mengalami pergeseran bentuk dari sistem ronda ke pemanfaatan teknologi seperti CCTV. Namun esensinya tetap sama, yaitu kolaborasi warga dalam menjaga kepentingan bersama.

“Ini membuktikan bahwa gotong royong masih ada dan tetap relevan. Penilaian ini menjadi pemicu bagi kita untuk terus menjaga nilai luhur bangsa,” lanjutnya.

Tahap Penilaian Lomba Gotong Royong Jatim 2025

Tim Penilai Lapang yang dipimpin oleh Tri Yuono, Kepala Bidang Kemasyarakatan Desa Dinas PMD Provinsi Jatim, menyebutkan bahwa ada empat aspek yang menjadi fokus penilaian.

Salah satunya adalah kesesuaian data administrasi dengan praktik lapangan. Dalam beberapa kasus, menurut Tri, praktik gotong royong berjalan baik meskipun tidak tercatat dalam laporan administrasi—dan hal itu justru menjadi nilai tambah. Tri juga menyoroti makin langkanya budaya gotong royong akibat tantangan zaman.

“Gotong royong itu adalah nilai, norma, sekaligus kultur yang diwariskan. Tapi sekarang kita menghadapi globalisasi dan generasi baru yang kadang kurang tertarik dengan nilai ini,” jelasnya.

Meski begitu, ia mengapresiasi Desa Karang Anom dan desa peserta lain yang terus merawat semangat gotong royong di wilayahnya. Menurutnya, desa-desa ini memberi harapan bahwa nilai-nilai lokal masih bisa bertahan dan bahkan berkembang seiring waktu.

Sekda Edy menutup sambutan dengan harapan agar keberhasilan Karang Anom bisa direplikasi oleh desa-desa lain di Trenggalek.

“Ini adalah bagian dari niat baik kita untuk melaksanakan yang terbaik. Keberhasilan ini harus berlanjut, bukan berhenti pada lomba semata,” tandasnya.

Artikel Lainnya