Pantai Prigi: Menyelami Kebudayaan dan Tradisi Nelayan di Trenggalek

Sobat TGX, jika kamu berkunjung ke Kabupaten Trenggalek, jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi Pantai Prigi. Pantai yang ada di Trenggalek ini satu kawasan dengan Pantai Mutiara dan Pantai Pasir Putih.

Selain keindahan alamnya, pantai ini kaya akan budaya dan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat nelayan setempat.

Mari kita telusuri lebih dalam tentang kebudayaan yang ada di Pantai Prigi, termasuk tradisi Larung Sembonyo yang sangat khas.

Lokasi Pantai Prigi

Pantai Prigi terletak di Kecamatan Watulimo, sekitar 48 km dari pusat kota Trenggalek. Secara administratif masuk wilayah Desa Tasimadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Indonesia.

Silakan ikuti rute ini: Lokasi Pantai Prigi dari tempat Anda berasal. Ikuti maps dan petunjuk arah yang ada di bahu jalan. Karena ada banyak jalan menuju lokasi ini. Jika tidak perhatian dengan petunjuk jalan, takutnya akan melewati jalan-jalan yang sulit untuk dilalui.

Pelabuhan Ikan Prigi

Pantai ini bukan hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga merupakan pelabuhan perikanan yang penting bagi masyarakat setempat.

Sejak zaman dahulu, Pantai Prigi telah menjadi pusat kegiatan nelayan, di mana mereka mencari nafkah dari hasil laut.

View Pelabuhan Pantai Prigi dari udara. Foto IG @makurnianto.

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi adalah salah satu pelabuhan ikan terbesar di Jawa Timur. Di sini, kamu bisa melihat aktivitas nelayan yang sibuk dengan perahu-perahu mereka, membawa hasil tangkapan yang melimpah.

Setiap pagi saat musim tangkap ikan, pelabuhan ini dipenuhi dengan suara riuh nelayan yang bertransaksi, menjadikan suasana di sini sangat hidup.

Dilansir dari Direktorat Jenderal Perikanan, Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi awalnya adalah sebuah desa pantai tradisional yang terletak di Teluk Prigi. Seiring waktu, pemukiman nelayan ini berkembang pesat dan menjadi pusat kegiatan perikanan yang penting di Kabupaten Trenggalek.

Pada tahun 1982, PPN Prigi mulai beroperasi sebagai Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Prigi. Seiring dengan perkembangan zaman, pelabuhan ini kemudian ditingkatkan statusnya menjadi PPN. Pada tanggal 22 Agustus 2004, kantor baru PPN Prigi diresmikan langsung oleh Presiden Megawati Soekarno Putri.

Para nelayan menyandarkan kapal di pelabuhan perikanan nusantara (PPN) Prigi. Foto IG @makurnianto

Wilayah operasional PPN Prigi ditetapkan oleh Bupati Trenggalek dan diperkuat oleh keputusan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Daerah penangkapan nelayan Prigi berada di Samudera Hindia, mencakup Teluk Prigi dan perairan sekitarnya, termasuk Kabupaten Tulungagung, Pacitan, Blitar, dan Sadheng, Yogyakarta.

Pelabuhan ini juga menjadi tempat yang menarik untuk belajar tentang berbagai jenis ikan yang ditangkap, serta teknik penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan lokal. Jika kamu beruntung, kamu bisa ikut serta dalam proses pelelangan ikan yang berlangsung di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Prigi.

Tradisi Larung Sembonyo

Event larung sembonyo di Pantai Prigi. foto: kkp.go.id

Salah satu tradisi yang paling menarik di Pantai Prigi adalah Larung Sembonyo, sebuah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat nelayan setempat sebagai ungkapan syukur atas hasil tangkapan ikan. Tradisi ini biasanya dilaksanakan setiap tahun pada bulan Selo dalam kalender Jawa.

Ritual Larung Sembonyo dimulai dengan pembuatan tumpeng besar yang terbuat dari nasi kuning dan dihias dengan berbagai hasil bumi. Tumpeng ini kemudian diarak dari kawasan Pantai Cengkrong menuju pelabuhan. Rangkaian acara ini diwarnai dengan penampilan seni tradisional, seperti tari jaranan dan langgam tayub, yang menambah kemeriahan suasana.

Setibanya di pelabuhan, tumpeng tersebut akan dilarung ke tengah laut sebagai simbol rasa syukur para nelayan. Menurut kepercayaan masyarakat, setelah melaksanakan tradisi ini, hasil tangkapan ikan akan semakin melimpah dan keselamatan para nelayan terjamin.

Tradisi ini juga menjadi momen berkumpulnya masyarakat, baik dari Trenggalek maupun luar daerah, untuk merayakan dan melestarikan budaya lokal.

Tradisi Larung Sembonyo bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga memiliki makna yang dalam bagi masyarakat nelayan. Upacara ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah membuka wilayah Teluk Prigi dan memberikan rezeki melalui hasil laut. Selain itu, kegiatan ini juga berfungsi sebagai sarana untuk memperkuat ikatan sosial antarwarga.

Dari sisi ekonomi, pelaksanaan tradisi ini menarik banyak wisatawan, yang secara langsung berdampak positif pada perekonomian masyarakat setempat. Dengan semakin banyaknya pengunjung, pelaku usaha lokal seperti pedagang makanan dan kerajinan tangan juga mendapatkan keuntungan.

Pemerintah Kabupaten Trenggalek pun berupaya untuk mempromosikan Pantai Prigi sebagai destinasi wisata budaya yang menarik.

Tips Berkunjung ke Pantai Prigi

  1. Waktu Terbaik untuk Berkunjung
    • Jika kamu ingin menyaksikan tradisi Larung Sembonyo, pastikan untuk datang pada bulan Selo dalam kalender Jawa. Namun, untuk menikmati suasana pelabuhan dan aktivitas nelayan, kamu bisa berkunjung kapan saja.
  1. Persiapan dan Perlengkapan
    • Bawa perlengkapan seperti sunblock, topi, dan kacamata hitam untuk melindungi diri dari sinar matahari. Jangan lupa kamera untuk mengabadikan momen-momen berharga selama di pantai.
  1. Etika dan Kebersihan
    • Jaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Hormati budaya lokal dan ikuti aturan yang ada selama berkunjung.

Pantai Prigi bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga merupakan pusat kebudayaan yang kaya akan tradisi dan sejarah.

Dengan pelabuhan ikan yang aktif dan tradisi Larung Sembonyo yang unik, Pantai Prigi menawarkan pengalaman yang berbeda bagi setiap pengunjung.

Jadi, jika kamu ingin merasakan kehangatan budaya dan kehidupan masyarakat nelayan, Pantai Prigi adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi.

Tunggu apa lagi? Siapkan rencana perjalananmu dan nikmati keindahan serta kebudayaan yang ditawarkan oleh Pantai Prigi!

Artikel Lainnya